Rabu, 27 Februari 2013


Resensi Film - Green Street Hooligans





Film ini menceritakan tentang seorang remaja Amerika, Matt Buckner, yang di-DO dari kampusnya, Harvard, karena dituduh menggunakan kokain. Padahal kokain itu milik teman sekamarnya, Jeremy Van Holden, yang merupakan anak dari keluarga terpandang.

Akhirnya Matt pindah ke Inggris bersama kakak perempuannya, Shannon, yang sudah berkeluarga di sana. Matt bertemu dengan Steve Dunham, suami kakaknya, dan adik Steve, Pete Dunham. Pete adalah pimpinan firm sepak bola West Ham United dan seorang pengajar olahraga. Kebetulan hari itu ada pertandingan antara West Ham United melawan Birmingham City. Steve menyuruh Pete untuk mengajak Matt menonton di lapangan. Pete, yang awalnya enggan mengajak Matt karena dianggapnya orang asing, akhirnya mau juga. Setelah memukul Matt, Pete mengajaknya ke bar kecil di Abbey untuk bertemu anggota GSE (julukan firm yang dikomandani Pete) yang lain.

Setelah bertemu anggota firm, rata-rata semua bersikap ramah pada Matt, kecuali Bower, tangan kanan Pete. Setelah beberapa saat, mereka pergi ke Upton Park untuk menonton pertandingan. Setelah pertandingan usai, Pete, Bower, dan anggota lain sepakat untuk menantang beberapa fans Birmingham. Tetapi, Matt tidak mau ikut dan memutuskan pulang ke rumah dengan kereta.

Di perjalanan pulang, Matt dihadang oleh tiga fans Birmingham yang akan mengeroyoknya. Tiba-tiba anggota GSE yang lain datang dan menyelamatkannya. Mereka berkelahi dan ini adalah perkelahian pertama bagi Matt. Matt bertindak cukup baik dan akhirnya dia dilantik menjadi anggota baru GSE. Matt pindah bersama Pete.

Hari-hari dilalui Matt bersama GSE. Karena keakraban Matt dengan anggota lain, Bower menjadi iri hati kepada Matt. Apalagi setelah diketahuinya bahwa Matt adalah seorang jurnalis. Bower memberi tahu tentang Matt yang seorang jurnalis pada Pete. Pete sangat marah pada Matt.

Steve, kakak Pete, segera memberi peringatan pada Matt yang sedang berada di Abbey. Ternyata, di sana Steve disambut oleh anggota GSE yang lain karena Steve lah sebenarnya “The Major” julukan untuk pendiri GSE ini. Steve dulunya sangat keras dan menyukai perkelahian, hingga saat adanya perkelahian GSE dengan firm Millwall yang dipimpin Tommy Hatcher. Tommy membawa serta anaknya yang berumur 12 tahun dalam perkelahian. Anak itu kemudian terbunuh oleh salah satu anggota GSE. Sejak saat itu Steve meninggalkan firm GSE dan dendam membara muncul di antara kedua firm tersebut.

Pete dan Bower sampai di Abbey dan berdebat dengan Matt. Kemudian Bower keluar karena merasa dirinya sudah tidak dianggap lagi di sana. Bower lalu pergi ke markas Millwall dan bertemu dengan Tommy. Dia lalu berkata pada Tommy bahwa GSE ada di Abbey bersama Steve “The Major”.

Pete yang marah karena merasa dibohongi Matt, memaksa Matt mengaku tentang siapa dirinya. Karena dia membenci jurnalis. Di lain sisi, firm Millwall berhasil mengepung Abbey dan merusak tempat itu. Steve yang ada di situ menjadi sasaran Tommy yang tidak terima akan kematian anaknya. Steve terluka terkena sabetan pisau. Bower yang menyesal segera melarikan Steve yang terluka parah itu.

Di rumah sakit, Pete mendamprat Bower. Shannon merasa bahwa Steve melanggar janjinya, bahwa dia masih menjadi anggota hooligan. Dia memutuskan kembali ke Amerika besok dengan mengajak anaknya dan juga Matt.

Esok harinya, pertandingan Millwall dan West Ham United digelar. GSE dan firm Millwall bertemu di dekat stadion. Pertumpahan darah terjadi. Matt, Pete dan Bower berjuang bersama anggota GSE melawan Tommy cs. Tak disangka, Shannon lalu datang dengan mobil. Tommy segera mengincar anak Steve yang ada di mobil Shannon. Pete yang tahu hal itu segera menyuruh Bower dan Matt untuk melindungi istri dan anak kakaknya tersebut. Shannon dan Matt segera masuk ke mobil.

Akhirnya, sasaran Tommy beralih ke Pete yang mengejek sikapnya yang salah, dan karena dia sendiri anaknya tewas. Tommy yang tidak terima, menyerang Pete bertubi-tubi. Hingga Pete tewas. Bower, yang tidak terima, menangisi kepergian Pete.

Matt sudah kembali ke Amerika. Dia menemui kembali Jeremy Van Holden di sebuah toilet restauran. Di sana mereka terlibat adu mulut. Jeremy dengan sombongnya berkata bahwa kokain itu memang benar milik dia. Matt lalu mengeluarkan perekam suara miliknya dan memutarnya kembali di hadapan Jeremy. Jeremy yang panik mencoba merebut kaset itu. Namun, Matt yang sudah jago berkelahi, segera memberikan Jeremy sebuah pukulan keras.
Film berakhir saat Matt menyanyikan sebuah lagu di perjalanan pulang. "I'm Forever Blowing Bubbles." Lagu yang sering dinyanyikan oleh anggota GSE.

Well, film ini menurutku keren. Apalagi pemainnya ganteng-ganteng (Elijah Wood!) dan keren banget. Ceritanya juga bikin aku nangis (pas kematian Pete). Juga bikin tersenyum puas (saat Matt memukul Jeremy).

Btw, maniak bola yang mengagungkan tim kesayangan masing-masing juga ada di Indonesia lho. Tapi nggak separah di Inggris sih. Contohnya Arema, Bonek, The Jack, Bobotoh, dll.

sumber:
http://www.moviesonline.ca/movienews_5048.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Green_Street

http://movies.radiofree.com/photos.cgi?id=630

http://movies.yahoo.com/person/charlie-hunnam/photos/
Boleyn Ground
Upton Park
Boleyn Ground, Facing North.jpg
Informasi stadion
Nama lengkapThe Boleyn Ground
PemilikWest Ham United F.C.
OperatorWest Ham United F.C.
Lokasi
LokasiGreen Street, Upton Park,
London E13 9AZ,  Inggris
Koordinat51°31′55″N 0°2′22″E
Konstruksi
Dibuka1904[1]
ArsitekHenri Pillipe Tiite Parker
Data teknik
PermukaanRumput (110 x 70 yards)[2]
Kapasitas35.016[2]
Pemakai
West Ham United (1904–sekarang)
Charlton Athletic (1991–1992)

7 Film Terbaik Sepak Bola !!!




1. The Two Escobars

Bintang: María Ester Escobar, Francisco Maturana, dan Alexis García V
Film ini bercerita tentang dua orang Kolombia, yang satu adalah pemain sepak bola, satu lagi adalah anggota mafia obat-obatan terlarang. Si pemain, Anders Escobar, memimpin perkembangan permainan tim nasional Kolombia di lapangan dan menjadikan tim mereka menjadi tim kuda hitam dalam Piala Dunia 1994. Sementara itu, si ketua geng kartel narkoba, Pablo Escobar, memimpin Kolombia ke dalam perang berdarah di jalanan yang berjuang untuk mengukuhkan kekuasaan.

Film dokumenter ini menceritakan tentang dua orang yang memiliki kisah hidup yang berseberangan, tetapi berkuasa mengubah tatanan di suatu negara. Film dokumenter ini dinilai memukau, sangat emosional, dan menyampaikan pesan-pesan dengan kuat.


2. Zidane: A 21st Century Portrait


Bintang: Zinédine Zidane, David Beckham
Film dokumenter tahun 2006 ini bercerita tentang pertandingan 90 menit yang dilakoni salah satu bintang legendaris dunia, Zinedine Zidane. Kisah Zidane difilmkan dalam laga Real Madrid melawan Villareal pada 23 April 2005 dengan menggunakan 17 kamera yang disinkronkan dengan gerakannya selama pertandingan, bahkan pada saat diam.

Film ini diiringi musik latar belakang dari kelompok musik beraliran band eksperimental asal Skotlandia, Mogwai, yang menghadirkan nuansa merenung dalam film tersebut.


3. Once In A Lifetime: The Extraordinary Story of the New York Cosmos


Bintang: Pelé, Giorgio Chinaglia, dan Matt Dillon
Kebangkitan dan kejatuhan Liga Sepak Bola Amerika Utara dan tim raksasa AS, New York Cosmos, berjalan bersamaan. Film ini bercerita tentang awal berdirinya Cosmos pada akhir 1960-an sampai kemudian berakhir pada tahun 1985. Keserakahan, tujuan, dan perempuan menjadi formula kisah indah dalam film ini.

Cosmos memiliki pemain-pemain terkenal di dunia, seperti Pele, Franz Beckenbauer, Carlos Alberto, dan Giorgio Chinaglia. Tim ini adalah tim penuh bintang yang orisinal di dunia sepak bola.

Film dokumenter ini menampilkan wawancara dengan banyak mantan bintang Liga Sepak Bola Amerika Utara, kecuali Pele, serta rekaman pertandingan dan narasi oleh aktor Matt Dillon.


4. Fever Pitch

Bintang: Colin Firth, Ruth Gemmell, dan Luke Aikman
Ini berbeda dengan film versi Amerika Serikat yang berkisah tentang baseball, Fever Pitch ini adalah interpretasi dalam bentuk film dari novel Nick Hornby. Ini bercerita tentang kebingungan seorang pria dengan cintanya terhadap sepak bola dan seorang wanita.

Film ini berfokus pada Colin Firth yang berperan sebagai Paul Ashworth, seorang guru sekolah London utara. Ashworth adalah penggemar fanatik Arsenal yang jatuh cinta dengan rekan sekerjanya. Film ini bercerita tentag upaya Ashworth untuk memperjuangkan dua cinta ini agar terus stabil. Pasalnya, dalam pengalaman Ashworth, keduanya selalu berbenturan. EPL Talk mencatat, cara bertutur dalam film ini tidak sebagus bukunya.


5. The Firm


Bintang: Gary Oldman, Lesley Manville, dan Philip Davis
Gary Oldman membintangi film tahun 1988 ini yang bertutur tentang kehidupan suporter fanatik sepak bola Inggris, hooligans. Film ini kemudian mengilhami film-film tentang hooligans lainnya, seperti The Football Factory dan Green Street Hooligans.

Film ini bercerita tentang kegiatan West Ham’s Inter City Firm serta tindakan kasar mereka selama tahun 1970-an dan 1980-an. Clive Bissel adalah seorang lelaki tua yang hidup dalam dua lingkungan, keluarga yang manis dan para suporter fanatik sepak bola. Sepanjang film, Bssel mencoba untuk mengombinasikan dua kehidupan utamanya itu, tetapi tidak berhasil. Lebih dari 20 tahun sejak dirilis, The Firm masih didapuk sebagai film tentang hooligans yang paling menentukan.


6. The Damned United


Bintang: Colm Meaney, Henry Goodman, dan David Roper
Film ini dibuat berdasarkan novel David Pearce pada tahun 2007 dengan judul yang sama, The Damned United, mengenai keberhasilan manajer sepak bola yang eksentrik, Brian Clough, di Derby County serta kisahnya saat 44 hari bertugas di Leeds United. Film ini dibintangi Michael Sheen sebagai Clough, dan Timothy Spall sebagai tangan kanannya, Peter Taylor. Meskipun buku dan film didasarkan pada kisah nyata, tetapi cara bertutur Pearce membuat pekerjaan ini begitu memikat.


7. Escape to Victory (Victory)


Bintang: Michael Caine, Sylvester Stallone, Bobby Moore, dan Pelé
Caine, Stallone, Pele, dan Moore bermain bersama dalam film yang bertutur tentang kisah sepak bola klasik pada tahun 1981. Film ini merupakan interpretasi dari film asal Hongaria pada tahun 1961, Two Halftimes in Hell, yang dibuat berdasarkan kisah nyata di Ukraina selama perang dunia kedua.

Dalam film Escape to Victory, kisahnya berfokus pada sekelompok tahanan perang pihak sekutu yang ditantang oleh sejumlah tentara Jerman yang percaya bahwa laga ini akan menjadi langkah propaganda yang brilian. Tanpa direncanakan, laga ini malah menjadi kesempatan bagi mereka untuk melarikan diri. Film ini sangat kental dengan nuansa sepak bola klasik.

Selain tujuh film terekomendasi ini, EPL Talk juga menunjuk film berjudul Pelada sebagai film yang wajib ditonton. Film dokumenter sepak bola yang dinilai sangat memberikan inspirasi ini bercerita tentang Luke dan Gwendolyn, dua mantan bintang sepak bola di perguruan tinggi yang tidak bisa melaju bermain ke tingkat profesional.

Pelada adalah kisah perjuangan orang-orang yang bermain sepak bola dari tahanan di Bolivia ke minuman keras ilegal di Kenya, dari freestylers di China sampai wanita yang bermain dengan jilbab di Iran. Film ini diklaim segera mendorong siapa pun yang menontonnya untuk mencintai sepak bola.





KELOMPOK SUPPORTER SEPAK BOLA CLUB PERSIB BANDUNG 

NAMA Flower City Casual (FCC) memang masih cukup asing di kalangan komunitas suporter, khususnya bobotoh Persib. Tapi jangan salah, kiprah FCC tidak bisa dianggap sebelah mata ketika mendukungMaung Bandung berlaga di setiap pertandingannya.
Flower City Casual (FCC) yang mengandung arti Casual dari Kota Bandung, merupakan satu dari sekian banyak kelompok suporter Persib yang selalu hadir Maung Bandung bertanding di kandang sendiri.

Hadir dengan gaya casualnya dan tentu saja didasari kecintaannya terhadap Persib, FCC resmi berdiri pada tahun 2005 yang dipelopori oleh 3 orang pecinta Persib. Karena mempunyai kesamaan hobi dan kecintaan terhadap berbagai hal berbau Inggris atau British, FCC hadir diantara banyak kelompok suporter Persib dan memberikan dukungan positif kepada tim jagoannya.
“Mungkin kita berdiri karena pertama, adanya kesamaan hobi, sama-sama suka Persib. Yang kedua suka kultur Inggris, dalam artian background-nya skindhead dan suka brandsport luar negeri seperti Adidas (Jerman),” ujar Kiki selaku petinggi FCC, yang ditemui persibholic.com di Cikapayang beberapa waktu lalu.
Pada dasarnya FCC ini sama dengan kelompok-kelompok suporter lainnya yang mendukung Persib, hanya saja yang membedakan mereka adalah dari penampilan yang apa adanya.
“Ya kami sehari-hari juga penampilan seperti ini, di stadion pun penampilan seperti ini. Hanya ingin jadi diri kita sendiri aja” ujar Kiki.

“Yang menjadi ciri khas anggota FCC pertama dilihat dari sepatu, kebanyakan memakai Adidas, traning ellese dan lain-lain. Ya pokoknya kebanyakan memakai brand sport tahun 80-an” lanjut Kiki.
Soal kemungkinan adanya pandangan-pandangan “miring” yang bisa datang dari suporter Persib yang lainnya karena adanya perbedaan dari segi penampilan, Kiki menganggap itu hal yang biasa terjadi kepada kelompok yang baru muncul.
“Sesuatu yang baru pasti ada pandangan yang baik dan tidak, itu hal yang wajar. tapi kita menganggapnya positif saja, mungkin karena kita dan yang lainnya belum saling mengenal,” tambah Kiki.
FCC ini tidak memiliki struktur organisasi dan keanggotaan formal seperti kelompok-kelompok pendukung Persib lainnya.
“Kami disini tidak ada struktur organisasinya. Kami disini ya teman sekaligus keluarga yang sama-sama memiliki hobi yang sama, baik hobi mendukung Persib maupun dari dandanan,” lanjut Kiki.
Setelah 6 tahun berjalan kelompok ini sudah memiliki 700 orang anggota, tetapi yang aktif sekitar 200 orang. Kelompok ini selalu setia datang ke stadion untuk mendukung Persib.
Bukan hanya partai kandang tetapi partai tandang pun mereka selalu ikut mendukung Persib terbukti pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan telah menjadi saksi mereka ketikamendukung Maung Bandung.
Pengisi setia tribun utara dengan ciri khas flair disaat Persib mencetak gol ini selain mendukung Persib, FCC juga selalu mengadakan acara musik secara rutin setiap tahunnya dengan mengundang bintang tamu band-band yang sering mengisi acara bola.
Kelompok suporter ini biasanya sering mengadakan kumpul bareng disetiap minggunya yaitu pada hari jumat malam di taman Cikapayang, Dago.
Terakhir, mereka menyatakan siapapun bisa bergabung asalkan cinta dan bangga terhadap Persib Bandung. Dan mereka tidak mewajibkan harus memakai sepatu adidas, yang penting berpenampilan casual dalam artian stelan santai seperti yang dipakai sehari-hari.




sumber :  
http://www.persibholic.com/css/view/site.css


HOOLIGAN BERBAHAYA DI LONDON

1. Inter City Firm – West Ham United
Sekelompok hooligan yang aktif dari tahun 1970-an sampai tahun 1990, yang dikenal dengan Inter City yang dikenal fanatik membela klub asal London West Ham United. Dinamakan setelah mereka melakukan perjalanan kereta api selama pertandingan tandang, Inter City Firm memiliki ciri khas oleh kebiasaan mereka meninggalkan kartu pada korban rivalnya yang berhasil mereka serang  yang bertuliskan; membaca: “Congratulations, you’ve just met the ICF.” Banyak pula contoh perilaku ekstrim kekerasan mereka telah didokumentasikan, terhadap fans London lainnya seperti seperti Bushwackers Millwall.
2. Millwall Bushwackers Birmingham City
Komunitas sepak bola hooligan yang terkenal di Inggris adalah Millwall Bushwackers. Namanya diambil dari nama ambushers Perang Sipil Amerika. Mereka bahkan memiliki senjata hasil improvisasi yang dinamai Brick Millwall, terbuat dari koran dan digunakan untuk menyerang fans rivalnya. Pada 1980-an, Bushwackers menimbulkan kekerasan serius selama pertandingan, dan bertanggung jawab atas beberapa kerusuhan terburuk dalam sepak bola Inggris. Pada tahun 2001 mereka juga terlibat kerusuhan dan menyerang komunitas lainnya Wolverhampton. Sementara 2002, mereka juga terlibat pertumpahan darah pada malam play-off Birmingham City, yang oleh pihak kepolisian dianggap sebagai kekerasan terburuk yang pernah mereka alami.
 
3. Aston Villa Hardcore – Aston Villa FC
Yang terkenal lainnya dari supporter berbasis kota Birmingham, adalah Aston Villa Hardcore yang berafiliasi dengan klub Aston Villa atau dikenal sebagai The Villains. Hardcore memiliki reputasi sengit, yang dibentuk dari sebuah kerusuhan besar yang terkenal. The “Battle of Rocky Lane ” pada tahun 2002 menyaksikan beberapa kekacauan yang serius di daerah Aston setelah pertandingan antara Villa dan Birmingham City yang menyebabkan 15 penangkapan. Kemudian pada 2005, anggota komunitas, Steven Fowler, yang sudah dipenjara selama enam bulan dalam kerusuhan 2002, dijebloskan kembali ke penjara karena terlibat lagi kerusuhan  antara Aston Villa Hardcore dan Chelsea Headhunters di persimpangan King’s London pada  2004. Juga pada tahun 2004, beberapa supporter Villa terlibat dalam pertempuran dengan fans QPR diluar Villa Park dimana seorang pramugara meninggal.
4. The Red Army – Manchester United
Manchester United adalah salah satu klub sepakbola terbesar yang menyuguhkan permainan yang indah. Keberhasilan klub ini juga bertendensi pada lahirnya, fans fanatik mereka yang menamakan dirinya Tentara Merah atau The Red Army. Disinyalir fans ini juga, berkontribusi besar dalam permasalahan hooligan di Inggris. Pada pertengahan 70-an namanya menjadi identik dengan beberapa insiden yang menentukan dalam hooliganisme Inggris, terkenal pada tahun 1974-75 saat United telah terdegradasi dari  sepakbola Inggris untuk satu musim dan gerombolan preman melancarkan kekacauan di stadion dan di seluruh negeri.
5 Chelsea Headhunters – Chelsea
Dengan nama seperti layaknya pemburu kepala, Anda tahufans ini bisa dibilang sebagai geng preman serius. Terkait dan terkenal karena fanatismenya terhadap klub London Chelsea. Komtas fans ini terkenal karena rasisme memereka, dengan link ke kelompok kanan  seperti Front Nasional dan Combat paramiliter 18. Pada tahun 1999 kerusuhan yang ditimbulkannya pernah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa hingga mati.(**)





HOOLIGANS



hooligans adalah sebutan kumpulan perusuh,kumpulan ini biasa eratkan dengan pendukung olahraga terutama sepak bola. mereka sering melakukan perkelahian,vandalisme,bahkan pembunuhan.biasanya mereka di bawah alam sadar karena pengaruh narkoba dan miras.

ETIMOLOGI

ada beberapa teori yang menjelaskan asal usul kata hooligans. di dalam kamus The Compact Oxford Dictionary,berasal dari nama keluarga irlandi fiktif yang gaduh di sebuah aula musik tahun 1890an.Clarence rock di dalam bukunya hooligan night tahun 1890an bahwa kata hooligan berasal dari nama Patrick hoolihan, seorang pencuri dari irlandia yang tingga di London borough of southwark.Earnest Weekley, menulis dalam buku 1912 Romance of Words, "hooligan yang asli adalah sebuah keluarga Irlandia bersemangat nama itu proses yang menghidupkan kehidupan monoton menjemukan di Southwark sekitar empat belas tahun yang lalu.Ada referensi juga telah dibuat ke pedesaan Irlandia abad ke-19 keluarga dengan nama keluarga Houlihan yang dikenal dengan gaya hidup liar.Teori lainnya adalah bahwa istilah berasal dari geng jalanan di Islington bernama Hooley. Namun teori lain adalah bahwa istilah ini didasarkan pada sebuah kata Irlandia, houlie, yang berarti liar, semangat pesta.
HOOLIGANS SEPAK BOLA
Hooligans biasa dilakukan oleh suporter sepakbola.biasanya mereka melakukan tindakan kerusuhan,vandalisme,bahkan penyerangan terhadap suporter lawan bahkan polisi anti huru hara.Biasanya suporter meneriakkan yel yel klub mereka, merusak fasilitas sekitarnya bahkan melempar suporter lawan atau polisi dengan botol,batu,pisau,bahkan pistol.dan polisi membalasnya dengan gas air mata,kendaraan lapis baja,dan meriam air.
Beberapa surporter hooligan adalah sayap kanan atau rasisme. ada juga sayap kiri atau anti rasisme.ada juga berlatarbelakang agama. contohya derby panas glasgow di skotlandia antara suporter glasgow ranger yang beranggotakan orang protestan, dan glasgow celtic yang beranggotakan orang katolik.
TRAGEDI HEYSEL
kasus ekstrim hooligans adalah tragedi heysel di belgia. tanggal 29 mei 1985 di belgia antara suporter juventus dan suporter liverpool.kasus ini bermula suporter liverpool mencoba menyerang suporter dengan memanjat dinding pembatas, suporter juventus mencoba menjauh karena bukan kelompok ultras,namun dinding tersebut runtuh karena tidak bisa menahan beban suporter liverpool dan menimpa suporter juventus, hooligans dan ultras juventus melakukan balas dendam,namun dihadang polisi,dalam peristiwa ini 39 orang tewas, diantaranya 32 suporter juventus,4 warga belgia,2 warga prancis,dan seorang warga irlandia 
0. Mexico

Salah satu kekuatan sepakbola benua Amerika ini memang dikenal mempunyai banyak supporter fanatik. Dan salah satu yang unik dari mereka adalah, mereka selalu menampakkan identitas ke-Mexico-annya dalam mendukung tim kesayangan mereka. Rata-rata kepadatan stadion mencapai 90%. Basis supporter fanatiknya adalah Chivas Guadalajara.

9. Italia

Di Italia, fanatisme supporter memang sangat tinggi. Supporter Italia dikenal sebagai supporter yang keras, bahkan hampir tiap klub mempunyai supporter garis keras (ULTRAS), yang biasanya selalu total dalam mendukung tim. Rata-rata kepadatan stadion pun mencapai 93%. Basis supporter fanatiknya adalah Roma, Juventus, serta Milan dan Inter Milan.

8. Amerika Serikat

Pada tahun 1991, Amerika serikat berada pada posisi 23, dan pada tahun 1996 naik ke posisi 8. Bahkan pada tahun ini Amerika Serikat diprediksi akan mencapai posisi ke-5 melompati Inggris dan Prancis. Lambat laun Piala Dunia bisa membuat orang-orang Amerika Serikat demam sepakbola, soalnya jika biasanya layar-layar lebar berisi pertandingan bisbol, kini yang diputar adalah sepakbola. Demikian pula di kota-kota lainnya. Orang-orang Amerika mengatakan negaranya serasa berada di dunia lain selama Piala Dunia.

7. Argentina

Loyalitas supporter Argentina dalam mendkung tim idola mereka memang tak perlu diragukan lagi. Para supporter sudah menganggap kemenangan tim sebagai harga mati. Maka tak heran jika mereka selalu total dalam mendukung tim mereka untuk memperoleh kemenangan. Sama seperti Indonesia, di Argentina juga banyak terjadi perkelahian antar supporter yang menyebabkan korban jiwa. Tingkat rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 97%. Basis suporter fanatiknya adalah River Plate dan Boca Junior.

6. Prancis

Prancis adalah jawara world sekaligus tuan rumah pada pertandingan piala dunia tahun 1998. Tak heran apabila Prancis memiliki banyak supporter di negaranya.

5. Inggris

Posisi sebelumnya Inggris berada pada posisi jawara, namun belakangan supporter Inggris mengalami stagnan, sehingga posisinya turun ke posisi 5, bukan karena fanatisme sepakbola di Inggris menurun, tapi karena ada negara-negara lain yang memiliki peningktana fanatisme yang cukup signifikan. Tak dapat dipungkiri lagi, Inggris lah negara dengan suporter paling fanatik di dunia. Para Supporter tak henti-hentinya menyanyikan lagu kebangsaan tim mereka sepanjang 90 menit untuk mendukung tim mereka. Bahkan di tingkat negara, Hooligan Inggris juga dikenal sebagai supporter paling fanatik. Rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 99%. Dan basis supporter fanatik di Inggris adalah Liverpool dan Manchester United.

4. China

Siapa yang tidak kenal dengan cina, negara dengan penduduk terbanyak di Asia. Sepakbola China cukup diperhitungkan di Asia, terlebih dengan suporternya yang fanatik.

3. Indonesia

Pada posisi sebelumnya Indonesia berada di posisi ke-3, dan pada tahun ini, Indonesia tetap berada pada posisi tersebut. Indonesia adalah salah satu negara yang paling banyak menelan korban tawuran antar supporter di liga sepakbola. Rasa fanatisme yang berlebihan ini kadang justru berdampak negatif. Bahkan franz Beckenbauer pun sampai kaget setelah melihat video tawuran supporter Indonesia. Ia mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai supporter terloyal. Dan hal itu dibuktikan dengan tingginya angka rata-rata kepadatan stadion di Indonesia yang bisa mencapai 96%. Basis supporter fanatik Indonesia adalah Persebaya, Persib, PSIS, Persipura, dan PSIM.

2. Jerman

sebelumnya Jerman hanya menduduki posisi ke-10, namun pada tahun ini, Jerman mampu menempati posisi ke-2 setelah Brazil. Salah satu negara dengan sepak bola yang maju ini mempunyai banyak supporter yang sangat fanatik. Banyak supporter yang rela untuk berpetualang berkeliling negara Jerman hanya untuk mengikuti tour musiman tim idola mereka. Tingkat loyalitas mereka sangat tinggi, bahkan presentase rata-rata kepadatan stadion bisa mencapai 85%. Basis supporter fanatik Jerman adalah Bayern Munich dan Hertha Berlin.

1. Brazil

Sebelumnya Brazil menempati urutan ke-4, namun pada tahun ini Brazil merangkak naik dan menempati jawara sebagai negara dengan penonton terbanyak di dunia. Negara yang dikenal sebagai pemasok pemain sepakbola terbesar di dunia ini adalah salah satu negara yang mempunyai supporter sepakbola yang fanatik. Sudah tak terhitung berapa nyawa yang melayang karena tawuran antar supporter di liga Brazil. supporter Brazil dikenal sangat loyal pada tim. rata-rata kepadatan Stadion bahkan bisa mencapai 93%. Basis supporter fanatiknya adalah Sao Paolo FC.







sumber : my blog